Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kesertaan Allah atau Maiyyatullah

Al-Ishlah │ Sebagai Tuhan semesta alam, Allah swt selalu menyertai makhluk Nya dalam segala hal. Kesertaan itu terkait dengan perlakuan Allah kepada hamba Nya yang bersifat umum dan mutlak (al ‘amatul muthlaqah). Kesertaan Allah terhadap makhluknya dapat dijelaskan melalui ayat – ayat al Qur’an surat 57 ayat 4 berikut: “Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit serta apa yang naik kepadaNya. Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.

Pada Surat al Mujadalah ayat 7 Allah swt juga berfirman: “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Alah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.

Berdasarkan tabiatnya manusia dapat diklasifikasikan menjadi dua:


1. Mukmin (al mu’min)

Mereka adalah orang orang yang beriman kepada Allah dan rukun rukun iman lainnya. Keimanan itu menjadikannya selalu merasakan pengawasan Allah (muroqabatullah) dalam dirinya.

Dalil dalil:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelha kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” QS. Qaf ayat 16 sampai 18

“Sesungguhnya Tuhanmu benar benar mengawasi” al Qur’an Surat al Fajr ayat 14

“Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siap yang dikehendakinya dan menyiksa siapa yang dikehendaki Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” al Qur’an Surat al Baqarah ayat 284

Selain itu dia selalu mendapatkan dan merasakan kebaikan Allah berupa nikmat nikmat Nya yang selalu diberikan kepadanya (ihsanullah).

Dalil:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.” Al Qur’an Surat al Qasas ayat 77

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan” al Qur’an surat Lukman ayat 20

Mereka selalu membalas kebaikan dengan kebaikan. Menyikapi semua itu, seorang mukmin selalu berusaha untuk taat kepada Allah swt (ath tho’atu billah) berupa peningkatan kualitas iman (al iman) dan kualitas serta kuantitas amal saleh yang lebih besar.

Dalil

“Sesungguhnya Allah beserta orang orang yang bertakwa dan orang orang yang berbuat kebaikan” al Qur’an Surat an Nahal ayat 128

“Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukkanmu” al Qur’an surat Muhammad ayat 7

“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan it), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” al Qur’an surat al anfal ayat 10

Inilah kesertaan Allah yang lebih khusus (spesifik) bersyarat (al khashatul muqayyad). 

Dalil

“Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukkanmu” al Qur’an surat Muhammad ayat 7

“Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan it), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” al Qur’an surat al anfal

“Musa menjawab: Sekali kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku” Qur’an surat Qasas ayat 62

“Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang orang kafir (musyrikin mekah) mengeluarkannya (dari mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan keterangan Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tertara yang kamu tidak melihatnya, dan al Qur’an menjadikan orang orang kafir itu yang rendah dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” Qur’an surat at Taubah ayat 40

Dan lagi lagi Allah membalas perlakuan hamba Nya dengan sesuatu yang lebih besar dan ditunggu tunggu hamba Nya yaitu dukungan Allah (ta’yidullah). Dan juga kemenangan serta keberuntungan dari Allah yang dianugerahkan kepada mereka (al falah) 

dalil

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan Nya bagimu: Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut turut” Qur’an surat al Anfal ayat 9

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda” Qur’an surat Ali Imran ayat 125

“Orang orang yang mengatakan kepada saudara saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh. Katakanlah : tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang orang yang benar” Qur’an surat Ali Imran ayat 168

“Tiap tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” Qur’an surat Ali Imran ayat 185


2. Kafir (al kafiru)

Berbeda dengan mukmin, orang kafir (al kafiru) menyikapi nikmat Allah dengan kekufuran (kufrun ni’mah) dan kelalaian (al ghaflah) akibat terlena oleh kesenangan dunia. Allah swt berfirman dalam al Qur’an sebagai berikut:

“dan bersabarlah kamu bersama sama dengan orang yang menyeruh Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharapkan keridhaan Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan duni ini dan janganlah kamu mengikuti orang orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas”. QS. Al Kahfi ayat 28.

Di ayat lain Allah berfirman :

“Mereka mengetahui nikmat allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang orang yang kafir” QS: an nahal ayat 83

Pada Surat al ‘a’raf ayat 179 Allah swt juga berfirman :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat ayat Allah) dan mereka mempunyai mata, tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat ayat Allah). Mereka itu bagaikan binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang orang yang lalai”

Hal itulah yang menyebabkan orang orang kafir bermaksiat kepada Allah swt (al ma’shiyatullah). Kemaksiatan itu semakin meningkatkan kekafirannya dan mendorongnya untuk berbuat kemungkaran, diantaranya dengan melakukan perampasan hak hak orang lain, berbuat kriminal dan lain sebagainya. Karena sikapnya yang demikian, Allah swt tidak memberikan dukungan kepadanya, sebaliknya menjadikannya terhina (al khidzlan). Akhirnya ia hanya akan mendapat kerugian, kepailitan dan kekalahan (al khusran). Kalaupun sementara ini (di dunia) mendapat kemenangan, tapi itu hanya istidraj (penundaan). Pada saatnya ketika sudah banyak kemaksiatan yang dilakukan, jika Allah hendak menyiksanya, maka vonis Allah swt tak dapat terhindarkan. Allah berfirman dalam al Qur’an surat Ali Imran ayat 160 sebagai berikut:

“Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, jika Allah membiarkan kamu (tidak meberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang orang mukmin itu bertawakkal”.

Dan pada surat az Zumar ayat 63 Allah swt berfirman:

“Kepunyaan Nya lah kunci kunci (perbendaharaan) langit dan bumi. Dan orang orang yang kafir terhadap ayat ayat Allah, mereka itulah orang orang yang merugi”

Posting Komentar untuk "Kesertaan Allah atau Maiyyatullah"