Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berbuat Baik atau al Ihsaan

Al-Ishlah │ Orang yang beraqidah bersih selalu merasakan penglihatan, pendengaran, dan penilaian serta pengawasan (muroqobatullah) Allah swt pada dirinya. Allah swt berfirman dalam al Qur’an “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, Dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelha kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. 

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf ayat 16 sampai 18). “Kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siap yang dikehendakinya dan menyiksa siapa yang dikehendaki Nya, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” (al Qur’an Surat al Baqarah ayat 284).

Rasulullah saw pernah mengatakan (bersabda) dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim : “Engkau beribadah kepada Allah seakan – akan engkau melihat Nya, kalaupun engkau tidak melihatnya yakinlah sesungguhnya Ia melihatmu”.

Seorang yang beraqidah bersih juga akan merasakan dan mengakui betapa Allah swt selalu berbuat baik kepadanya (ihsanullah), baik secara langsung maupun yang tidak, disadari ataupun yang tak disadarinya.

Dalil

Qur’an Surat: 45(al jathiyah) ayat 12 – 13

“Allah lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal kapal dapat berlayar padanya dengan seizin Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia Nya dan mudah mudahan kamu bersyukur. Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”

Qur’an Surat: 28 (al Qasas) ayat 77

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.”

Qur’an Surat: 1 (al Fatihah) ayat 3

“Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Qur’an Surat: 31 (Lukman) ayat 20

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan batin. Dan diantara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan”

Perasaan diawasi (muroqobatullah) dan ihsanullah ini selalu membuatnya untuk berusaha memperbaiki niatnya (ihsanun niyah).

Dalil

Qur’an Surat: 2 (al Baqarah) ayat 207

“Dan diantara manusi ada orang yang mengorbankan dirinya karena hendak mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba Nya”

Dengan niat yang baik itu, ia pun akan mengikhlaskan niat (ihlashun niyah) dalam setiap perbutannya yaitu lillahi ta’ala hanya mencari keridhoan Allah swt semata.

Dalil

Qur’an Surat: 98 (al Bayyinah) ayat 5

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”

“sesunguhnya amal amal perbutan itu tergantung pada niatnya dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul Nya maka hijarahnya itu (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul Nya. Dan barang siapa yang hijrahnya untuk dunia yang ia cari atau karena wanita yang hendak ia nikahi, maka hijrahnya itu kepada apa yang ia tuju” (HR. Bukhari dan Muslim)

Disamping niat yang ikhlas karena Allah swt, seorang mukmin akan berusaha melakukan kerja yang terbaik dan sempurna dalam hidupnya (itqanul ‘amal) dan penyelesaian yang terbaik pula (judatul ‘auda’) bukan kerja asal asalan. Begitulah seharusnya amal seorang mukmin, semua dikerjakan dengan sebaik baiknya (ihsanul ‘amal) sebagaimana yang diperintahkan Allah swt.

Dalil

Qur’an Surat: 28 (al Qasas) ayat 77

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagian) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaiman Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berbuat kerusakan.”

“sesungguhnya Allah swt mewajibkan berbuat baik (ihsan) dalam setiap hal. Karena itu apabila kalian membunuh musuh, lakukanlah yang terbaik dalam pembunuhan itu. Apabila kalian menyembelih hewan, lakukanlah yang terbaik terhadap sembelihan itu, hendaklah seseorang diantara kalian menajamkan pisaunya dan menghibur hewan sembelihannya”. 

Jika perbuatan seperti itu dilakukan oleh seorang hamba, maka ia akan mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah swt berupa:

1. Cinta dari Allah swt (hubbun minallah)

Dalil

Qur’an Surat: 2 (al Baqara) ayat 195

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang berbuat baik”

Qur’an Surat: 3 (Ali Imran) ayat 134

“Yaitu orang orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang orang yang berbuat kebajikan”

Qur’an Surat: 3 (Ali Imran) ayat 148

“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang orang yang berbuat kebaikan”

Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya Allah apabila telah mencintai seorang hamba, ia akan mengatakan kepada Jibril bahwa Allah mencintainya (si fulan). Maka, Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril berseru pada penduduk langit bahwa Allah mencintai si fulan, sehingga penduduk langitpun mencintai si fulan”


2. Pahala dari Allah swt (ajrun minallah)

Dalil

Qur’an Surat: 3 (Ali Imran) ayat 148

“Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang orang yang berbuat kebaikan”

Qur’an Surat: 16 (an Nahal) ayat 97

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”


3. Pertolongan (kemenangan) dari Allah swt (nashrun minallah)

Dalil

Qur’an Surat: 16 (an Nahal) ayat 128

“Sesungguhnya Allah beserta orang orang yang bertakwa dan orang orang yang berbuat kebaikan”

Qur’an Surat : 29 (al Ankabut) ayat 69

“Dan orang orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar benar beserta orang orang yang berbuat baik”

Posting Komentar untuk "Berbuat Baik atau al Ihsaan"