Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tafsir Jalalain, Kitab Ringkas, Lengkap Dengan Prioritas Nahwu Dan Sharaf

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Al-Ishlah │ Tafsir Jalalain ini ditulis oleh dua orang Imam besar, yaitu imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, begitulah, disebut Jalalain artinya ditulis oleh dua orang bernama depan Jalaluddin. Tafsir Jalalain adalah salah satu dari sekian banyak kitab tafsir hasil karya tulis ulama terdahulu yang masih populer hingga sekarang.



Kitab tafsir ini tergolong ke dalam kitab tafsir yang pembahasannya menjurus kepada penganalisaan segi susunan kalimat, asal-usul kata-katanya, dan segi bacaannya. Atau dengan kata lain ia merupakan kitab tafsir yang menonjolkan segi pembahasan ilmu Nahwu, sharaf, dan qira'ahnya. Hal ini karena al-Qur'an diturunkan dengan memakai bahasa Arab sehingga untuk memahaminya dengan pemahaman yang benar, orang dituntut terlebih dahulu untuk memahami faktor-faktor di atas sebagai modal dasarnya. Oleh karena itu Kitab Tafsir Jalalain ini sangat cocok untuk para pemula yang ingin mendalami tafsir al-Qur'an.


Kitab tafsir ini terdiri atas 2 jilid, masing-masing ditulis oleh seorang ulama. 

Dalam versi terjemahan Bahasa Indonesia, oleh penerbit dibuatkan dua model, ada model 4 jilid dan 2 jilid, tetapi materinya sama persis.

1. Biografi Penulis Dan Metode Karyanya

1. Jalaluddin Al-Mahalli.

Nama aslinya ialah Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Ibrahim Al-Mahalli Asy-Syafi'i, dilahirkan di Mesir pada tahun 791 Hijriah, dan wafat pada permulaan tahun 864 Hijriah. Ayat-Ayat yang ditafsirkannya dimulai dari surat An-Naas, kemudian ia menafsirkan surat Al-Fatihah. Seusai menafsirkan Al-Fatihah, kematian merenggutnya. Dengan demikian tafsirnya belum lengkap, belum seluruh surat. Kitab yang ditulisnya menjadi pusat perhatian banyak orang, dan dijadikan sebagai pegangan mereka dalam belajar. Kelebihannya ialah gaya bahasanya sangat ringkas, data-datanya lengkap dan terseleksi, ungkapannya fasih, uraiannya dan penyelesaiannya sangat jelas. Diantar karya tulisnya ialah Syarah Jam'ul Jawami' Fil Usul, Syarah Al-Minjah (Tentang fiqh Syafi'i) dan Syarah Al-Waraqat (Tentang Usl Fiqh) dan karya lainnya ialah tafsir ini.


2. Jalaluddin As-Suyuti.

Nama aslinya Abul Fadl alias Abdur Rahman ibnu Abu Bakar ibnu Muhammad As-Suyuti, lahir pada bulan Rajab tahun 848 Hijriyah, wafat malam Jum'at, tanggal 19 Jumaidl Ula, tahun 911 Hijriah. Ia seorang hafidz hadits, musnid, muhaqiq dan telah hafal Al-Qur'an sewaktu berusia delapan tahun, serta telah banyak menghafal kitab karya para ulama di masanya. Beliau menafsirkan ayat-ayat atau surat-surat yang tidak sempat ditafsirkan oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli, yaitu mulai dari surat Al-Baqarah hingga akhir surat Al-Isra'.

Imam As-Suyuti dalam menafsirkan Tafsir Jalalain ini mengikuti metode yang telah ditempuh oleh Imam Jalaluddin Al-Mahalli, seperti dalam mengemukakan pemahaman tentang ayat-ayat, berpegang teguh kepada pendapat yang kuat, mengi'rabkan hal-hal yang diperlukan, dan mengingatkan adanya berbagai macam qiraat terkenal, semuanya itu diungkapkan dengan baik, ringkas dan padat. Disebutkan pula beberapa macam pendapat yang tidak tepat dan berbagai macam i'rab yang tempatnya hanyalaah dalam kitab kitab bahasa. Maka seseorang yang membaca tafsir ini hampir tidak dapat merasakan adanya perbedaan yang jelas diantara penyajian yang dikemukakan oleh kedua imam besar itu dalam tafsirannya ini, kecuali dalam tempat-tempat tertentu yang sedikit jumlahnya, kalau dihitung tidak sampai sepuluh masalah. 

2. Faktor yang mendorong Penulisan Tafsir Jalalain

Jalaluddin as-Mahally; Motivasi beliau menulis kitab tafsir ini adalah karena adanya kemerosotan penggunaan bahasa Arab secara kaidah, akibat interaksi atau pembauran dengan bangsa-bangsa lain yang tidak berbahasa Arab seperti bangsa Persia, Turki, India dan bangsa-bangsa lain yang telah memeluk Agama Islam. Orang Arab sejak saat itu tidak memiliki dzauq yang asli, mereka yang masih berbahasa arab dengan fasih dan benar terbilang minoritas, yang mayoritas bahasanya sudah tidak sesuai kaidah yang benar. Padahal al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab. Beliau memuulai penulisan tafsirnya dimulai dari surat al-Kahfi hingga surat an-Naas, kemidian ia menafsirkan surat al-Fatihah,sayang sekali beliau dipanggil ke rahmatullah ketika penulisan kitab tafsirnya baru mencapai separuh al-Qur'an, padahal kitab tafsirnya ini masih memerlukan kelanjutan demi keutuhannya.
Jalaluddin as-Suyuthi. Beliau didesak oleh banyak kalangan untuk melanjutkan penulisan tafsir Imam Jalaluddin al-Mahally tersebut. Beliau menuliskan lanjutan tafsir pendahulunya pada tahun 870 H yang konsepnya dapat diselesaikannya dalam waktu 40 hari, yaitu dari awal bulan Ramadhan tahun tersebut hingga tanggal 10 bulan Syawal, dan baru dapat diselesaikanya dengan utuh pada tahun berikutnya, yaitu tahun 871 H.


3. Materi Pendukung Tafsirannya

Dalam versi terjemahan seperti dalam bahasa Indonesia, misalnya, kitab ini juga dilengkapi dengan:
Asbaabun Nuzul ayat atau latar belakang turunnya ayat yang bersangkutan. Fungsi Asbabun nuzul dalam kaitannya dengan penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an adalah menuntuk kepada pemahaman makna tafsir yang benar kaarena di dalamnya diterangkan latar belakang yang menerangkan penyebab turunnya ayat-ayat suci Al-Qur'an dan mata rantai peristiwa-peristiwa yang menyangkutnya. Maka di setiap tafsir suatu surat, diiringi dengan terjemahan asbabun nuzulnya. Terjemahan itu berasal dari kitab Lubabun Nuqul karya Imam jalaluddin As-Suyuti yang ditulis dalam hasyiyah (Catatan pinggir) kitab Tafsir jalalain ini.
Terjemahan kitab Nasikh wal Mansukh karya imam Ibnu Hazm. Ilmu ini merupakan salah satu sarana untuk memahami kesimpulan makna yang dikandung oleh ayat-ayat Al-Qur'an. Kedudukannya tidak kalah pentingnya dengan asbabun nuzul. Terjemahan nasikh wal mansukh ini dijadikan satu dan diletakkan pada akhir kitab tafsir ini.


Semoga bermanfaat.


ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ 
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”



Sumber:
Tafsir Jalalain hal vi-ix, Penerbit: Sinar Baru Agensindo.
http://www.jadipintar.com/2015/07/biografi-jalaluddin-al-mahally-dan-jalaluddin-as-suyuthi-penulis-tafsir-jalalain.html

Posting Komentar untuk "Tafsir Jalalain, Kitab Ringkas, Lengkap Dengan Prioritas Nahwu Dan Sharaf"