Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuntutan Iman Kepada al Qur'an

Al-IshlahSetiap orang Islam diwajibkan untuk mengimani rukun iman. Di antara rukun iman itu adalah iman kepada kitab Allah yang dalam hal ini adalah al Qur’an. Mengimani kitab Allah ini (al Qur’an) bukannya tanpa konsekuensi bagi seorang muslim. Adapun konsekuensi dari iman kepada al Qur’an ini adalah dengan mengakrabi al Qur’an, mendidik diri dengannya, tunduk menerima hukum-hukumnya, menyeru orang kepadanya, menegakkannya di bumi Allah ini.

1. Mengakrabi  al Qur’an (al unsubihi)
Cara mengakrabi al Qur’an yaitu dengan melakukan interaksi yang intens dengan al Qur’an, dengan cara mempelajarinya (ta’allumuhu) dan mengajarkannya (ta’limuhu) kepada orang lain meliputi:
  • Bacaannya (tilawatan) agar sesuai dengan makhraj dan tajwidnya
Dalil
Al Qur’an surat 2 ayat 121 : “Orang-orang yang telah kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi”
Al Qur’an surat 35 ayat 29 : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (al Qur’an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah rugi”
  • Pemahamannya (fahman) yaitu dengan mempelajari dan mengajarkan maknanya dengan baik, tekstual maupun kontekstual sesuai pemahaman para salafushalih.
Dalil
Al Qur’an surat 47 ayat 24 : “Maka tidakkah mereka menghayati (memahami) al Qur’an, ataukah hati mereka sudah terkunci?”
Al Qur’an surat 4 ayat 82 : “Maka tidakkah mereka memahami (menghayati, mendalami) al Qur’an? Sekiranya (al Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya”
Al Qur’an surat 38 ayat 29 : “Kitab (al Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati (memahami) ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran”
  • Penerapannya (tathbiqan) yaitu dengan mempelopori penerapannya dalm kehidupan dan mengajak orang lain untuk melakukan hal yang serupa.
Dalil


Al Qur’an surat 17 ayat 106 : “Dan al Qur’an (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap”

2. Mendidik diri dengannya (tarbiyatun nafsi bihi)
Yaitu berusaha mendidik diri supaya sifat-sifat dan karakternya sesuai al Qur’an, sehingga men-shibghah  atau mencelupkan dirinya secara utuh dengan al Qur’an.
Dalil
Al Qur’an surat 3 ayat 79 : “Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia ‘Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah’ tetapi (dia akan berkata) ‘Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya’”
Al Qur’an surat 2 ayat 151 : “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (al Qur’an) dan hikmah (sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui”

3. Tunduk menrima hukum-hukumnya (at taslimu li ahkamihi)
Yaitu dengan cara mematuhi dengan segala ketundukan dan lapang dada kepada hukum-hukum yang ada di dalam al Qur’an, sebagai  bukti ketundukannya kepada Allah swt
Dalil
Al Qur’an surat 33 ayat 36 : “Dan tidaklah pantas bagi seorang mukmin dan perempuan mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia telah tersesat, dengan kesesatan yang nyata”
Al Qur’an surat 4 ayat 65 : “Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muahammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan  mereka menerima dengan sepenuhnya”
Al Qur’an surat 5 ayat 44 : “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Kitab Taurat  di dalamnya  (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para Nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat Ku dengan harga murah. Barang siapa tidak memutuskan perkara dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang kafir”
Al Qur’an surat 5 ayat 45 : “Kami telah menetapkan bagi mereka di dalamnya (Taurat) bahwa nyawa (dibalas) dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi dan luka-luka (pun) ada qisasnya (balasan yang sama). Barang siapa melepaskan (hak qisas) nya, mak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim”
Al Qur’an surat 5 ayat 47 : “Dan hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah , maka mereka itulah orang-orang fasik”
Al Qur’an surat 5 ayat 50 : “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? (Hukum) Siapakah yang lebih baik dari pada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya) ?”

4. Menyeru orang kepadanya (ad da’watu ilaihi)
Yaitu dengan mengajak orang lain untuk mengikuti segala petunjuk al Qur’an dengan cinta, kepedulian, dan rasa tanggung jawab sesama muslim.
Dalil
Al Qur’an surat  16 ayat 125 : “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siap yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siap yang mendapat petunjuk”

5. Menegakkannya di bumi (iqamatuhu fil ardh)
Yaitu menegakkan al Qur’an dalam dirinya sebagai individu, dalam kehidupan sosial politik sebagai anggota komunitas muslimin.

Posting Komentar untuk "Tuntutan Iman Kepada al Qur'an"