Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Konsep Tarbiyah Ramadhan Bagian 4

Al-Ishlah │ Sebelumnya kita sudah menjawab secara singkat pertanyaan kenapa puasa ramadhan mampu meningkatkan kualitas seorang hamba yang beriman menjadi orang-orang yang bertakwa. Bahasan kita selanjutnya adalah menjawab pertanyaan "kenapa kita perlu bertakwa?" atau "ada apa dengan takwa?" atau mungkin pertanyaan "apa untungnya kalau kita bertakwa?". Tentu jawaban yang paling benar hanya Allah dan Rasulnya saja yang paling tahu. Tetapi sebagai seorang hamba yang diwarisi kitab Allah (al Qur'an), rasanya tidak salah juga kita mencari tahu maksud dari ayat ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam diri kita.

Takwa adalah sebuah kata yang sudah sangat terkenal di kalangan kaum muslimin, bahkan non muslim pun sudah banyak yang tahu dengan kata yang satu ini. Jika kita seorang laki-laki muslim dan rutin mengikuti ibadah jum'at, akan selalu mendengar pesan takwa ini dari para khatib sebelum memulai khutbah jum'atnya. Bahkan tidak sedikit masjid khususnya di Indonesia yang dinamakan dengan Masjid Takwa (at Taqwa), dengan harapan orang-orang yang masuk ke dalamnya menjadi hamba-hamba yang bertakwa. Sungguh takwa adalah sebuah kata terkenal, mudah diucapkan tapi belum tentu mudah untuk mencapainya. Apakah mencapainya sesuatu yang tidak mungkin? Menurut saya tentu tidak juga, karena kalau Allah memerintahkan hambanya (dalam al Qur'an) untuk menjadi orang-orang yang bertakwa berarti derajat itu adalah sesuatu yang mungkin untuk diraih. Tidak mungkin Allah swt memerintahkan sesuatu yang tidak mungkin sanggup dilakukan hamba-hamba-Nya.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka kita akan memulainya dengan menjelaskan definisi atau pengertian dari kata takwa tersebut. Sebetulnya definisi dari kata takwa sudah banyak diungkapka oleh para ulama dengan redaksi yang berbeda-beda tapi pada intinya bermaksud sama. Pada kali ini kita akan coba tuliskan definisi takwa yang tercantum dalam situs wikipedia berbahasa Indonesia sebagai berikut.

Takwa / Taqwa dalam bahasa Arab berarti memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan dan menjauhi larangan-Nya, jadi tidak cukup diartikan dengan 'takut' saja. Adapun arti lain dari kata takwa sebagai berikut:
  1. Melaksanakan segala perintah Allah
  2. Menjauhkan diri dari segala larangan Allah (yang haram)
  3. Ridho dan ikhlash menerima ketentuan dan hukum-hukum Allah.
Takwa berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah yang artinya memelihara yaitu memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai dengan petunjuk atau tuntunan Allah. Sedangkan menurut bahasa Qurays, kata takwa lebih dekat kepada kata waqa yang bermakna melindungi sesuatu yaitu memelihara dan melindunginya dari sesuatu yang membahayakan dan merugikan.

Berkaitan dengan takwa ini, banyak juga kisah-kisah orang yang bertakwa yang dapat kita jadikan contoh dalam menapaki kehidupan ini. Suatu hari khalifah Umar bin Khatab (kalau tidak salah) pernah berjalan-jalan, kemudian beliau bertemu dengan pengembala domba. Kemudian beliau meminta susu kepadanya dan pengembala menjawab ini bukan domba saya. kemudian Umar berkata bagai mana kalau saya beli satu saja dan tuanmu pasti tidak akan tahu? Pengembala tersebut menjawab : "Kalau begitu dimana Allah?".

Kisah lain ada juga mengungkapkan bahwa salah seorang sahabat ditanya oleh sahabat lainnya (namanya sengaja tidak disebutkan karena penulis ragu-ragu) tentang makana takwa, kemudian beliau menjawab:" Pernahkah kamu berjalan di sebuah lembah yang penuh duri? sahabatnya menjawab: pernah. Bagaimana kamu berjalan di sana? : sahabatnya menjawab: Saya berjalan dengan hati-hati karena tidak mau tertusuk duri. Kemudian sahabat tadi berkata : Itulah takwa! dan masih banyak lagi kisah - kisah orang takwa lainnya yang tak mungkin saya tuliskan di sini. Kalu melihat definisi di atas dan dua kisah yang tadi, maka ibadah puasa sangat memungkinkan untuk mewujudkannya.

Kalau begitu apa untungnya seorang hamba bertakwa? Untungnya ya sangat banyak sekali dan Allah sudah sampaikan kepada kita lewat Kitab dan Rasul-Nya. Berikut ini adalah beberapa keuntungan kalau seorang hamba bertakwa:
  1. Rahmat (ar rahmah): rahmah merupakan bentuk kasih sayang yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Dalam hadis rasulullah mengatakan bahwa Allah menciptakan 100 rahmah, satu dari seratus itu diturunkannya ke bumi yang dengan itu semua makhluk berbagi kasih sayang sehingga unta pun akan mengangkat kakinya karena tak ingin anaknya terinjak. sedangkan yang 99 lagi disimpan Allah di langit dan akan diberikannya kepada hamba-hambanya yang beriman dan bertakwa nanti di surga-Nya. ["Ini adalah Kitab (al Qur'an) yang Kami turunkan dengan penuh berkah. Ikutilah, dan bertakwalah agar kamu mendapat rahmat".QS.al An'am ayat 155]
  2. Pembeda/filter (al furqan): Takwa memberikan cahaya dan kemampuan lebih bagi orang yang memilikinya untuk membedakan antara yang halal dan yang haram, yang benar dan yang salah, yang jelas dan yang subhat.["Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang haq dan yang bathil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Allah memiliki karunia yang besar". QS.al Anfal ayat 29]
  3. Keberkahan (al barokah): Keberkahan hidup hanya akan diberikan Allah kepada orang-orang yang bertakwa. [ "Dan sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyat mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan". QS.al A'raf ayat 96]
  4. Solusi (al makhraj): Allah akan memberikan solusi atau jalan keluar dari masalah kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya dari berbagai permasalahan yang di luar kemampuannya.[ "...Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar (solusi) baginya". QS.at Thalaq ayat 2]
  5. Rezeki (ar rizq): Orang yang bertakwa akan mendapat rezeki lebih dari apa yang ia perkirakan atau bahkan dari arah yang tak disangka-sangka. Allah menjanjikan itu di dunia ini, dan di akhirat nanti lebih lagi berupa kebahagiaan yang tiada bandingannya.[ "Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka". QS.at Thalaq ayat 3]
  6. Kemudahan (al yusra): Orang yang beriman dan bertakwa memiliki hati yang bening dan fikiran yang jernih, dan dengan bimbingan Allah swt akan mendapati kemudahan-kemudahan seiring kesulitan yang melandanya.[QS.94:6, 65:4]
  7. Pemutihan atau penghapusan kesalahan (takfirus sayyi'at): orang yang bertakwa senantiasa dalam kebaikan, dan kebaikan itu menghapus keburukan dan kesalahan yang pernah dilakukannya sebagaimana air memadamkan api.[QS. 65:5, 8:29]
  8. Ampunan (al ghufran): Orang yang bertakwa selalu sensitif terhadap dosa-dosanya, maka ia pun terus bertaubat atas kesalahan dan dosanya. Allah maha pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan bertaubat.[QS. 65:5, 8:29]
  9. Pahala yang besar ('azhamatul ajr): Takwa identik dengan taat, dan setiap bentuk ketaatan pasti mendapat balasan (pahala) yang setimpal bahkan berlipat ganda dari Allah swt.[QS.65:5]
Berbagai fasilitas tambahan bagi orang yang bertakwa itu akan diperolehnya di dunia ini (fid dunya hasanah) [QS. 2:200-201] dan di akhirat nanti akan digenapi semua balasan kebaikannya itu (fil akhiroti hasanah) [QS.28:77, 65:5, 2:201]. Itulah harga diri, kebesaran dan kejayaan sejati yang akan dimiliki seorang hamba yang bertakwa.[QS.63:8, 49:13]

Posting Komentar untuk "Konsep Tarbiyah Ramadhan Bagian 4"