Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khutbah Iedul Adha 1438 H KEPEMIMPINAN IBRAHIM AS

Khutbah Iedul Adha 1438 H

KEPEMIMPINAN IBRAHIM AS



اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ، اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ. 
اْلحَمْدُلِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنسْتغْفِرُهُ وَنَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِ يَ لَهُ.- أَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه ُ- وَأشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هذَا الرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.


Allah Akbar (9x) Laa ilaha illallahu Allah Akbar. Allah Akbar Walillahilhamdu,
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka”.  
“Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di ‘arsy. Dia mengetahui apa yang  masuk kedalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kesana, dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.  
“Tidakkah mereka memperhatikan langit yang ada di atas mereka, bagaimana cara kami membangunnya dan menghiasinya dengan bintang-bintang, dan tidak ada retak-retak sedikitpun. Dan bumi kami hamparkan dan kami pancangkan di atasnya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan di atasnya tanaman-tanaman yang indah.”

Ribuan tahun yang lalu, ditanah kering, tandus dan gersang, diatas bukit-bukit bebatuan yang ganas, sebuah cita-cita universal umat manusia dipancangkan. Nabi Ibrahim a.s., abu millah, abul anbiya telah memancangkan sebuah cita-cita peradaban besar dan mulia. Cita-cita kesejahteraan lahir bathin hingga anak cucunya, suatu kehidupan yang aman, tentram, dan sentosa. 

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ Waidz qoola 

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berdo’a: Ya Tuhanku, jadikanlah negri ini negri yang aman sentosa, dan berikanlah rizki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari akhir..” (2:126)

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Pada pagi ini, jutaan manusia, dengan kesadaran yang tulus, kembali mengenang peristiwa suci tersebut, mengenang sosok manusia visioner yang pernah hadir dengan kepedulian yang tinggi kepada kita anak cucunya, dialah Ibrahim a.s. Yang telah mendemonstrasikan cara mengabdi dan menyembah Allah Sang Penguasa Alam.

Maka pada hari ini jutaan manusia, dari berbagai suku bangsa mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid sebagai wujud rasa syukur dan kehambaan serta kelemahan mereka dihadapan Allah SWT. Sementara jutaan manusia yang lain saat ini sedang membentuk lautan manusia di tanah suci Mekkah, menjadi sebuah panorama yang menakjubkan yang menggambarkan eksistensi manusia dihadapan kebesaran Rabb Yang Maha Agung. Mereka serempak menyatakan kesediaan memenuhi panggilannya: 

  لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ    إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَك

Aku memenuhi panggilanMu ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu tiada sekutu bagiMu aku memenuhi panggilanMu. Sesungguhnya pujian dan ni’mat adalah milikMu begitu juga kerajaan tiada sekutu bagiMu

Sesungguhnya apa yang dipancangkan begitu kokohnya oleh Nabi Ibrahim adalah sebuah momentum sejarah yang menentukan perjalanan hidup manusia hingga sekarang ini. Ia menghendaki sebuah masyarakat ideal yang bersih; ditegakkan atas prinsip keadilan berlandaskan iman dan takwa. Terciptanya negeri yang subur dan makmur, dibawah kepemimpinan seorang yang sholeh, rakyat yang  rukun dan cerdas, sistem kehidupan masyarakat dan hukum yang adil. Sebuah negeri yang diberkahi oleh Allah SWT.

Ibrahim a.s adalah suri tauladan abadi bagi kita. Ketundukannya kepada aturan ilahiyah menjadi contoh agung sepanjang masa. Ketika Allah berfirman padanya: ”Tunduk patuhlah…” maka iapun tidak pernah menunda-nunda walau sesaat. Tidak pernah muncul keraguan sedikitpun akan aturan dan perintah Raab Malikul Quddus, sekalipun datang perintah yang menyesakkan dada, mengusik rasa kemanusiaannya;menyembelih anaknya tercinta. Tapi, lihatlah bagaimana Ibrahim mendemonstrasikan kepada kita sebuah bentuk penghambaan yang suci. Dan Allah sekali-kali tidak akan menganiaya hambanya yang sholeh.

وَوَصَّىٰ بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَىٰ لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama Islam ini bagimu, maka janganlah kamu sekali-kali mati melainkan dalam keadaan Islam (2:132)

Ma’asyiral Muslimin,
Apa yang telah diwasiatkan Ibrahim jelas mengisyaratkan agar kita sebagai anak cucunya, siap menerima dan menegakkan islam secara utuh serta konsisten dalam menjalankan syariatnya. Ketulusan dalam menerima dan menegakkan Islam adalah jaminan untuk mencapai kesejahteraan hidup. Sebaliknya, ketidakpatuhan kepada Islam dapat menjerumuskan kehidupan kaum muslimin ke dalam lembah yang penuh nista dan menjerumuskan manusia ke dalam krisis multi dimensi yang berkepanjangan. 

Rasulullah SAW 14 abad yang lalu memberikan isyarat tentang situasi yang menimpa kelompok masyarakat atau suatu bangsa yang tidak konsisten dalam menjalankan aturan agama Islam. Mereka akan dilanda berbagai krisis, sosial, ekonomi, moral, dan budaya yang berkepanjangan.
“Apabila akhir zaman semakin dekat maka banyak orang yang berpakaian mewah, dominasi perdagangan, harta kekayaan melimpah, para pemilik modal diagungkan, kemesuman merajalela, dominasi perempuan, kezaliman penguasa, manipulasi takaran dan timbangan, orang lebih suka memelihara hewan daripada anaknya sendiri, tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang muda, membiakkan anak zina, sampai-sampai orang bisa menyetubuhi perempuan di jalanan, maka orang yang paling baik pada saat itu hanya bisa mengatakan; tolonglah kalian menyingkir dari jalan, mereka berpakaian kulit domba tetapi berhati serigala, orang yang dianggap ideal saat itu adalah para penjilat” (HR Thabrani)

Fenomena sosial yang dikhawatirkan Rasulullah tersebut pada kenyataannya telah bermunculan ditengah bangsa kita yang sedang porak poranda ini. Kita sehari-hari menyaksikan manusia-manusai yang berpenampilan perlente, rapi, bersih, dengan gaya bicara yang memukau seolah ingin menggambarkan tingginya kemampuan intelektual, dan orang-orang menyangka mereka berpihak pada kebenaran dan keadilan. Padahal, kondisi sebenarnya mereka tidak menginginkan kebenaran tegak, karena akan mengusik kepentingan dan hawa nafsu mereka. Umat Islam menjadi terpinggirkan, baik secara fisik maupun nilai. Secara fisik, banyak rakyat kecil yang sebagian muslim tergusur untuk kepentingan rumah-rumah mewah. Entah bagaimana nasib mereka selanjutnya. Entah bagaimana masa depan anak-anak mereka. Secara nilai, musuh-musuh Allah semakin berani mengkerdilkan peran ’ulama, bahkan tak segan menistakannya. ’Ulama yang merupakan pewaris nabi menjadi pihak yang lemah dimata mereka.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

”Telah nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali kejalan yg benar..(30:41)

Hadirin yang dimuliakan Allah SWT,
Cukup banyak ibrah hikmah dari perayaan Hari Raya Iedul Adha ini, khususnya bagi perbaikan hidup kita saat ini serta menyongsong masa depan. Di antara berbagai hikmah/ pelajaran tersebut adalah keteladanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Keteladanan tersebut penting kita perhatikan karena Allah SWT  mengetengahkanya kepada kita di dalam Al-Qur’an Karim.

قد كانت لكم أسوة حسنه فى هبراهيم 

“Sungguh ada teladan bagi kalian pada diri Ibrahim.. ” (QS 60 : 4)

Diantara keteladanan yang dapat digali dari sosok Ibrahim AS adalah sosok kepemimpinan beliau didalam membimbing ummatnya untuk senantiasa berada dalam koridor yang Allah kehendaki. Sebagai ummat Islam, sudah seharusnya kita mencari sosok pemimpin yang memiliki karakter seperti Ibrahim AS.

Pertama, Kemampuan Ibrahim untuk menjadi pelopor di dalam kebaikan.
Seorang pemimpin adalah pelopor bagi para pengikutnya, karena dialah yang melakukan tindakan yang pertama untuk kemudian diikuti yang lainnya. Sifat kepeloporan Ibrahim As ini sudah ditunjukkan disaat beliau masih muda ketika dengan cerdik beliau mengingatkan kaumnya di Babilonia akan kesesatan yang mereka perbuat. Di dalam ayat tersebut kita dapati tentang keberanian Ibrahim AS memelopori koreksi terhadap kemapanan dan tradisi yang salah. Tradisi menyembah berhala yang ada pada saat itu, bisa jadi merupakan sesuatu yang sulit diubah, tetapi bagi Ibrahim As hal itu bukanlah menjadi alasan tidak berusaha untuk merubahnya. 

Kedua, Ketegaran di dalam menghadapi problema / masalah.
Sifat seorang pemimpin lainnya dari sosok Ibrahim As adalah sikap tegar di dalam menghadapi berbagai masalah. Seorang pemimpin adalah benteng moral tempat berlindung para pengikutnya. Pemimpin yang baik, mereka yang mampu menjaga ketenangan para pengikutnya menghadapi berbagai problematika yang potensial muncul pada masyarakatnya serta mengambil jalan keluar yang terbaik. Kiranya kita dapat mengambil ibrah dari sikap Ibrahim As tatkala beliau kemudian berhijrah ke Negeri Kan-an (Syam) atas perintah Allah SWT ketika perjuangannya di Babilonia tidak berkembang. Ketenangan yang dimilikinya membuat pengikutnya tetap setia dan juga turut tegar menghadapi problem yang dihadapinya.

Allah Akbar (3x) 
Hadirin yang berbahagia
Ketiga, Sifat lainnya dari pemimpin yang dapat digali dari sosok Ibrahim As, adalah kemampuannya mengimplementasikan jiwa pengorbanan. Kisah pengorbanan Ibrahim As inilah yang menjadi salah satu tema penting di dalam perayaan Ibadah Haji/Iedul Adha. Pengorbanan Ibrahim As., tidak tanggung-tanggung yakni kesiapannya untuk mempersembahkan anak yang sangat dicintainya serta yang ditunggu-tunggunya sejak lama, kepada Allah berdasarkan perintah-Nya. Adalah jiwa pengorbanan yang tinggi pula ditunjukkan oleh anaknya Ismail As. 

 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Ma’asyiral muslimin rahimakumullaah,
Dulu Rasulullah saw dibangkitkan menjelang keruntuhan Persi dan Romawi. Sekarang situasi sejarah terulang kembali; peradaban Barat dan Timur kini di ambang keruntuhan. Dan agama ini, kata Rasulullah saw, 
“Niscaya agama ini (Islam) akan menjangkau seluruh pelosok bumi selama malam dan siang menjangkaunya, dan Allah tidak membiarkan rumah kota dan pelosok (badui) kecuali Allah memasukkan agama ini dengan kemulyaan orang yang mulya dan kehinaan orang yang hina…. ”. (HR Imam Ahmad)

Allah Akbar..Allah Akbar..Allah Akbar..Walillahilhamd..
Maka siapkanlah diri kita wahai umat Islam untuk kembali mengambil alih kepemimpinan dunia. Patrikanlah kembali semangat dakwah Mus’ab Bin Umaer yang mengislamkan Madinah. Bangkitkan semangat Khalid Bin Walid yang mengalahkan Romawi di Yarmuk. Kobarkanlah kembali semangat penaklukan Saad Bin Abi Waqqas yang mengalahkan Persi di Qadisiyah. Hidupkanlah kembali keagungan Umar Bin Khattab saat membebaskan Al Aqsha. Patrikanlah kembali semangat pembebasan Salahuddin Al Ayyubi yang mengusir pasukan Salib di Hittin. Patrikanlah kembali semangat pemimpin muda Muhammad Al Fatih yang membebaskan Konstantinopel pada umur 23 tahun. Semangat pembelaan, pertarungan, penaklukan adalah ciri-ciri utama pada peradaban yang siap untuk memimpin.

Saatnya kita bangkit di semua lini kehidupan. Mari kita hidupkan kepemimpinan dalam kesenian dan kebudayaan. Mari kita hidupkan kepemimpinan dalam kemasyarakatan dengan menyebarkan kebajikan sosial dan mendukung semua lembaga-lembaga keislaman Islam yang ada. Mari kita hidupkan dan mengambil alih kepemimpinan dalam bidang pendidikan dengan memperbaiki kualitas dan kuantitas lembaga-lembaga pendidikan kita. Mari kita hidupkan kepemimpinan dalam bidang ekonomi dengan menyebarkan semangat kewirausahaan dan mendorong munculnya pengusaha-pengusaha muslim. Sebab menjadi sejahtera adalah perintah agama kita. Mari kita hidupkan kepemimpinan dalam bidang politik dengan mendukung organisasi-organisasi Islam dan mengakhiri dominasi organisasi sekuler. Sudah saatnya kita memandang Indonesia seutuhnya sebagai amanat Allah yang dibebankan kepada kita untuk membangunnya. Indonesia adalah tanah tumpah darah kita, disini kita tumbuh dan meminum airnya serta memakan tanamannya. Hanya dengan Islam kita rubah wajah Indonesia yang suram menjadi negeri yang dipenuhi kedamaian, keadilan dan kesejahteraan. Hanya dengan Islam kita rubah wajah Indonesia yang kelam menjadi negeri yang nyaman dihuni karena dipenuhi berkah. 


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اْلأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَسَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لِنا وَلِوَالِدناَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ

اَللَّهُمَّانْصُرْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالنَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْلَنَافَإِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَافَإِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَإِنَّكَ خَيْرُالرَّازِقِيْنَوَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِالْجَاهِلِيْنَ وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الْمُنَافِقِيْنَ وَنَجِّنَا مِنَالْقَوْمِ الْكَفِرِيْنَ 


Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah kami, ampunilah dosa-dosa orang tua kami, sayangi mereka sebagaimana mereka telah menyayangi kami sejak kami masih kecil. Ya Allah, ampuni juga dosa kaum muslimin dan muslimat baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

Ya Allah ya Tuhan kami, telah banyak dosa dan kezaliman yang kami lakukan, ampunilah kami ya Allah, betapa hinanya kami manakala Engkau tidak mengampuni kami.

اَللَّهُمَّ اَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَةِ وَاَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَةِ.

Ya Allah ya Tuhan kami, tunjukkan kepada kami yang benar itu benar dan berikan kekuatan kepada kami untuk bisa melaksanakannya. Ya Allah ya Tuhan kami, tunjukkan kepada kami yang bathil itu bathil, yang salah itu salah dan berikan kekuatan kepada kami untuk bisa menjauhinya.


اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرً. 

Ya Allah Ya Tuhan kami, jadikanlah jamaah haji kami yang kini telah menunaikannya di Tanah Suci, haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, amal shaleh yang diterima dan usaha yang tidak mengalami kerugian 

اَللَّهُمَّ اَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِاْلاِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Ya Allah rukunkan dan damaikanlah semua pemimpin umat Islam, tolonglah Islam dan kaum muslimin, tolonglah kalimat-Mu untuk tetap tegak sampai hari kiamat.

اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَوَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.


Ya Allah, jauhkanlah kami dari kesulitan ekonomi, bencana, wabah, perbuatan keji dan munkar serta melanggar aturan, serangan dan ancaman yang bermacam-macam, keganasan dan segala ujian, baik yang nampak maupun yang tersembunyi dari negara kami Indonesia khususnya dan negeri-negeri Islam pada umumnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِىاْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kami kehidupan di dunia yang baik dan akhirat yang baik serta hindarkan kami dari azab neraka.
سبحانك ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمينوالسلام عليكم ورحمة الله وبركاته.

Posting Komentar untuk "Khutbah Iedul Adha 1438 H KEPEMIMPINAN IBRAHIM AS"