Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ADAB-ADAB BERHUTANG YANG HARUS DIPERHATIKAN

Al-Ishlah │ ADAB-ADAB BERHUTANG YANG HARUS DIPERHATIKAN










Sahaya Pamungkas, #Lawang 17/09/2017



1. Jangan Pernah Tidak Mencatat Utang Piutang.


۞ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ...۞ (سورة البقرة ٢٨٢)



"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kalian menuliskannya." (QS Al-Baqarah: 282)



2. Jangan Pernah Berniat Tidak Melunasi Utang.



عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏‏أَيُّمَا رَجُلٍ يَدَيَّنُ دَيْنًا وَهُوَ مُجْمِعٌ أَنْ لاَ يُوَفِّيَهُ إِيَّاهُ لَقِيَ اللَّهَ سَارِقًا. رواه ابن ماجة


"Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah sebagai seorang PENCURI." (HR Ibnu Majah ~ hasan shahih)



3. Punya Rasa Takut Jika Tidak Bayar Utang, Karena Alasan Dosa Yang Tidak Diampuni Dan Tidak Masuk Surga.



أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ ‏"‏ ‏.‏ رواه مسلم ١٨٨٦


"Semua dosa orang yang mati syahid diampuni KECUALI utang". (HR Muslim)



Baca Artikel Tentang Aqidah Akhlak



4. Jangan Merasa Tenang Kalau Masih Punya Utang.



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِيَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة ٢٤١٤



"Barangsiapa mati dan masih berutang satu dinar atau dirham, maka utang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham." (HR Ibnu Majah ~ shahih)



5. Jangan Pernah Menunda Membayar Utang.



أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ ‏ "‏ مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ، فَإِذَا أُتْبِعَ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ فَلْيَتْبَعْ ‏"‏‏.‏ رواه البخاري ٢٢٨٧، مسلم ١٥٦٤، النسائي ٤٦٨٨، ابو داود ٣٣٤٥، الترمذي ١٣٠٨



"Menunda-nunda (bayar utang) bagi orang yang mampu (bayar) adalah kezaliman." (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)



6. Jangan Pernah Menunggu Ditagih Dulu Baru Membayar Utang.



فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ ‏"‏ أَعْطُوهُ فَإِنَّ مِنْ خِيَارِ النَّاسِ أَحْسَنَهُمْ قَضَاءً ‏"‏‏.‏ رواه البخاري ٢٣٩٢، مسلم ١٦٠٠، النسائي ٤٦١٧، ابو داود ٣٣٤٦، الترمذي ١٣١٨



"Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam pembayaran utang. (HR Bukhari, Muslim, Nasai, Abu Dawud, Tirmidzi)



7. Jangan Pernah Mempersulit Dan Banyak Alasan Dalam Pembayaran Utang.



قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ "‏ أَدْخَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلاً كَانَ سَهْلاً مُشْتَرِيًا وَبَائِعًا وَقَاضِيًا وَمُقْتَضِيًا الْجَنَّةَ ‏"‏ ‏.‏ رواه ابن ماجة ٢٢٠٢، النسائي ٤٦٩٦



"Allah 'Azza wa jalla akan memasukkan ke dalam surga orang yang mudah ketika membeli, menjual, dan melunasi utang." (HR An-Nasa'i, dan Ibnu Majah)



8. Jangan Pernah Meremehkan Utang Meskipun Sedikit.




قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ‏ "‏ نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ ‏"‏. رواه الترمذي ١٠٧٨، ابن ماجة ٢٥٠٦



"Ruh seorang mukmin itu tergantung kepada utangnya sampai utangnya dibayarkan." (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)




9. Jangan Pernah Berbohong Kepada Pihak Yang Memberi Utang.



قَالَ ‏"‏ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَرِمَ حَدَّثَ فَكَذَبَ وَوَعَدَ فَأَخْلَفَ ‏"‏‏.‏ البخاري ٢٣٩٧، ٨٣٣، مسلم ٥٨٩، ابو داود ٨٨٠، النسائ… Read more


[15:56, 9/18/2017] +62 812-1449-1334: ONE DAY ONE HADITS


Kamis, 14 September 2017/23 Dzul-Hijjah 1438 H.




"Istidraj: Jebakan Berupa Limpahan Rezeki Karena Bermaksiat"



إِذَا رَأَيْتَ اللهَ تَعَالَى يُعْطِي الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا مَا يُحِبُّ وَهُوَ مُقِيمٌ عَلَى مَعَاصِيْهِ فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِنهُ اسْتِدْرَاجٌ



Dari ‘Uqbah bin ‘Amir radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.” (HR. Ahmad 4: 145. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dilihat dari jalur lain).



Pelajaran yang terdapat dalam hadits di atas :



1. Istidraj artinya suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah SWT.


2. Bisa jadi ada yang mendapatkan limpahan rezeki namun ia adalah orang yang gemar bermaksiat. Ia tempuh jalan kesyirikan -lewat ritual pesugihan- misalnya, dan benar ia cepat kaya. Ketahuilah bahwa mendapatkan limpahan kekayaan seperti itu bukanlah suatu tanda kemuliaan, namun itu adalah istidraj.



3. Istidraj itu adalah ketika Allah tetap memberikan kepada kita :


(1) Harta yang berlimpah; padahal tidak pernah bersedekah.


(2) Rizki berlipat-lipat; padahal jarang shalat dan terus berbuat maksiat.


(3) Dikagumi, dihormat, padahal akhlak bejat.


(4) Diikuti, diteladani dan diidolakan; padahal mengumbar aurat dalam berpakaian.


(5) Sangat jarang diuji sakit; padahal dosa-dosa menggunung dan membukit.


(6) Tidak pernah diberikan musibah; padahal hidup sombong angkuh dan bedebah.


(7) Anak-anak sehat-sehat, cerdas-cerdas; padahal diberikan makan dari harta hasil culas.


(8) Hidup bahagia penuh canda tawa; padahal banyak orang karenanya ternoda dan terluka.


(9) Karirnya terus menanjak; padahal banyak orang yang diinjak-injak.


(10) Semakin tua semakin makmur; padahal berkubang dosa sepanjang umur.






Hati-hati karena itulah yang dinamakan ISTIDRAJ.!!.






4. Maka jangan silau dengan kesuksesan dan kemegahan yang ditampilkan seseorang;


bisa jadi dia sedang mengalami istidraj. Dan pada saatnya nanti Allah tiba2 akan mencabut semua kenikmatan itu, tanpa dia sadari.


5. Sebagai orang beriman yang dikasihi Allah, maka DIA akan selalu menjaga kita dari segala kemaksiatan, tidak dibiarkan dalam kesesatan.


6. Jadi jika kita sudah beramal sholeh, namun kita masih diberi ujian/ cobaan, maka itulah tanda kasih sayang Allah pada hamba2-Nya, berupa keringanan dosa2 & menuju Ampunan Nya.






Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an:



1. Istidraj: Kesenangan yang berupa tipu daya akibat mengindahkan peringatan Allah;



فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ


“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al An’am: 44)



2. Kisah Pemilik Kebun yang Diberi nikmat yang Sebenarnya Istidraj; disebutkan dalam QS. Al Qalam: 17-33.


Syaikh As-Sa’di rahimahullah menerangkan; “Kisah di atas menunjukkan bagaimanakah akhir keadaan orang-orang yang mendustakan kebaikan. Mereka telah diberi harta, anak, umur yang panjang serta berbagai nikmat yang mereka inginkan. Semua itu diberikan bukan karena mereka memang mulia. Namun diberikan sebagai bentuk istidraj tanpa mereka sadari.“ (Tafsir As Sa’di, hal. 928)



Semoga kita diselamatkan oleh Allah dari istidraj.


Semoga segala nikmat yang Allah berikan kepada kita bukanlah istidraj.


Marilah kita berusaha menjauhi maksiat dengan jujur, hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.


والله اعلم بالصواب ...


Semoga bermanfaat dan berbarokah. Aaamiin...




Sumber WA Grup

Posting Komentar untuk "ADAB-ADAB BERHUTANG YANG HARUS DIPERHATIKAN"